Sinar Mas Land hadirkan hutan mangrove di Nuvasa Bay, Batam sebagai bagian dari menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pernah merilis data pada 2021 bahwa Indonesia adalah negara dengan hutan mangrove terluas di dunia.
Luas hutan mangrove di tanah air mencapai 3,3 juta hektare atau mencakup lebih dari 24 persen dari total luas mangrove dunia.
Namun, menurut Peta Mangrove Nasional tahun 2021 terungkap lebih dari 630 ribu hektare atau sekitar 19% mangrove di sejumlah wilayah Indonesia masuk kondisi kritis.
Hal ini terjadi lantaran adanya alih fungsi lahan, pencemaran limbah, penebangan liar, dan peningkatan laju abrasi.
Di Batam, Kepulauan Riau, hutan mangrove menjadi sabuk pengaman, pencegah abrasi dan intrusi air laut, dan penyeimbang ekosistem pesisir.
Menurut data Nusantara Atlas mengungkapkan luas mangrove di Batam masih sekitar 5.873 hektare pada 1990, tetapi mulai berkurang hingga 50% menjadi 2.395 hektare pada 2022.
Sinar Mas Land menghadirkan program Hutan Mangrove untuk Restorasi Ekologi & Oksigen Nusantara (Horizon) di proyek Nuvasa Bay, Batam dan sekitarnya.
Program ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya peran ekosistem mangrove dan menyusun strategi pemeliharaan keberlanjutan ekosistem mangrove.
Aktivitas tersebut diselenggarakan pada 30 November-1 Desember 2023 di Palm Springs Golf & Country Club dan Kelurahan Sambau, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Kepulauan Riau.

Sumber Foto: Sinar Mas Land
Sinar Mas Land Hadirkan Hutan Mangrove di Nuvasa Bay dengan Melangsungkan Sejumlah Kegiatan
Sejumlah program ini mencakup penanaman bibit mangrove sebanyak 250 pohon dan workshop bertajuk “Restorasi Ekologi & Konservasi Mangrove Nuvasa Bay”.
Ada juga workshop “Tata Kelola Ekowisata Mangrove Berkelanjutan” yang dilanjutkan dengan observasi lapangan “Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu Kampung Bakau Serip”.
Tidak ketinggalan, ada workshop Tata Kelola Ekowisata Mangrove Berkelanjutan yang diikuti oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Kelompok ini berasal dari kawasan di sekitar Nuvasa Bay seperti Pokdarwis Bakau Serip, Nongsa Pantai, Kampung Terih, Kelembak, dan Teluk Mata Ikan.
Narasumber workshop ini adalah Raja Azmizal Usman yang merupakan praktisi pengelolaan ekowisata mangrove Bintan Mangrove Tour di Bintan Resort Cakrawala.
“Melihat pentingnya keberadaan ekosistem mangrove khususnya untuk ikut mengurangi karbon dunia, kami mengajak seluruh masyarakat dan stakeholder terkait untuk dapat merawat dan mempertahankan mangrove yang ada di kawasan Nuvasa Bay dan sekitarnya,” ujar Managing Director President Office Sinar Mas Land Dony Martadisata seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima oleh Investasiproperti.id.
Dony melanjutkan bahwa luas Pulau Batam hanya sebesar 715 kilometer persegi, kehilangan hutan mangrove akan memiliki banyak dampak,
Sinar Mas Land sendiri telah melakukan sejumlah hal nyata dengan menjaga kelestarian lingkungan, tentunya sesuai visi perusahaan yaitu “Building a Better Future”.
Developer memiliki fokus berupa target mengurangi emisi karbon hingga 34 persen pada produk properti di tahun 2034.
Sementara untuk proyek Nuvasa Bay, perusahaan pengembang sudah melakukan penghijauan dan pembangunan area hijau terbuka plus pelestarian kawasan mangrove,
Sebelumnya, Sinar Mas Land juga sudah mengambil langkah dalam pelestarian hutan bakau seluas 43 hektare di dalam area Nuvasa Bay.
Laman Investasiproperti.id selalu menghadirkan konten menarik mengenai aktivitas CSR (corporate social responsibility) perusahaan pengembang.