Bank Sampoerna kolaborasi salurkan kredit dengan sejumlah lembaga seperti fintech, multifinance, dan koperasi.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra menjelaskan mengenai kolaborasi yang dilakukan Bank Sampoerna.
Bank Sampoerna sudah menjalin kerja sama dengan perusahaan fintech, multifinance, koperasi, dan berbagai pihak lainnya.
Hal ini memungkinkan penyaluran pinjaman yang lebih tinggi bagi para pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).
Kerja sama ini tidak hanya berdampak kepada nasabah, tetapi juga memberikan efek kepada finansial perusahaan yang baik.
Dengan pelaksanaan Bank as a Service (BaaS), Bank Sampoerna memberikan berbagai layanan bagi mitra dan memperoleh pendapatan non bunga seperti jasa pengadaan virtual account, biaya transaksi, dan lain sebagainya.
“Sepanjang tahun 2023 jumlah transaksi digital mencapai 25 juta dengan volume sebesar Rp102 triliun,” ujar Henky seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima oleh Investasiproperti.id.
“Dengan demikian, secara keseluruhan Bank Sampoerna membukukan kenaikan lebih dari dua kali lipat pendapatan non bunga dibandingkan yang dibukukan pada tahun sebelumnya,” lanjutnya.
Hal ini memiliki dampak yang signifikan terhadap pencapaian laba bersih,” katanya lagi seraya menutup pernyataan.
Bank Sampoerna Kolaborasi Salurkan Kredit dan Punya Fundamental Keuangan yang Baik
Selain penyaluran kredit yang bagus, kinerja yang terus meningkat juga terlihat dari rasio imbal ekuitas (ROE/Return On Equity) dan rasio imbal balik aset (ROA/Return On Asset).
Pada tahun 2023, ROE menyentuh 2,00% atau naik 1,03% dari 0,97%. Sementara itu, ROA mencapai 0,53% atau naik 0,24% dari 0,29%.
CEO Bank Sampoerna Ali Rukmijah menegaskan kinerja apik Bank Sampoerna dicapai dengan dukungan fundamental keuangan dan praktik keuangan yang penuh kehati-hatian (prudent).
Rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) pada akhir 2023 mencapai 30,2%, atau sekitar 3 kali lipat dibandingkan rasio minimum yang ditetapkan berdasarkan regulasi yang ada.
Rasio pinjaman tersalurkan terhadap DPK (LDR/Loan to Deposit Ratio) juga cukup leluasa pada tingkat 89,1% dengan kualitas pinjaman terjaga sebagaimana terefleksikan pada rasio kredit bermasalah (NPL/Non-Performing Loan) pada level 3,3%.
“Struktur dan fundamental keuangan Bank Sampoerna yang kuat memungkinkan kami untuk mengembangkan layanan lebih lanjut di tahun 2024 ini,” kata Ali.
Situs Investasiproperti.id selalu menyediakan konten yang menarik mengenai laporan keuangan lembaga perbankan nasional.