Konsultan properti Cushman & Wakefield ungkap dana investasi properti ke Asia Pasifik yang punya nilai yang fantastis.
Sekitar 70 miliar dolar AS (Rp1.077 triliun) dana tersedia siap untuk digunakan karena investor mencari waktu yang tepat untuk kembali aktif dalam investasi mereka,
Hal tersebut menurut laporan APAC Capital Markets Outlook – Midyear 2024 Update dari Cushman & Wakefield.
Volume dana likuid tersedia yang signifikan tersebut diperkirakan akan menargetkan utang, aset oportunistik, dan aset yang menambah nilai.
Laporan ini menganalisis siklus ekonomi saat ini, kondisi pasar investasi di Asia Pasifik pada paruh pertama tahun 2024, proyeksi, dan strategi investasi utama di kawasan Asia Pasifik.
“Selama 18-24 bulan terakhir, para investor berada dalam fase ‘wait and see’, dan ada ekspektasi yang semakin kuat bahwa volume investasi akan pulih pada 2025,” ujar Head of Capital Markets, Asia Pacific at Cushman & Wakefield Gordon Marsden seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima oleh Investasiproperti.id.
“Meskipun ada beberapa aktivitas investasi dalam setahun terakhir, para investor belum sepenuhnya aktif di seluruh kawasan maupun secara global,” lanjutnya.
“Namun, menyesuaikan modal dengan aset yang tersedia dan sesuai masih menjadi tantangan utama, meskipun ada cadangan modal yang besar yang siap untuk digunakan,” katanya lagi.
“Dalam situasi ini, kami memperkirakan investor akan menargetkan investasi oportunistik dan yang menambah nilai, termasuk utang,” imbuhnya.
Aset dan sektor yang bisa meningkatkan pengembalian, terutama melalui aliran pendapatan yang stabil, kemungkinan besar akan menjadi yang paling diminati,” ujar menutup pernyataan.
Perusahaan Konsultan Properti Cushman & Wakefield Ungkap Dana Investasi Properti ke Asia Pasifik
Cushman & Wakefield mengungkapkan dana segar yang tersedia dalam lebih dari dua puluh tahun terakhir memang meningkat.
Pada 2000 silam, jumlah dana investor memang terbilang kecil. Angkanya tidak mencapai 1 miliar dollar (Rp15 triliun).
Namun, seiring perkembangan waktu, jumlah dana tersebut bisa melonjak tajam hingga mencapai 70 miliar dollar AS sejak 2021.
Ada empat sektor yang menjadi incaran para investor, yaitu gedung perkantoran, kawasan industri, ritel, dan alternatif.
Investasi sektor perkantoran dan kawasan industri mencakup porsi yang paling besar di antara sektor yang lain.
Pada semester I 2024, jumlah investasi di sektor perkantoran mencapai 51 miliar dollar AS (Rp785 triliun), sedangkan kawasan industri sebesar 38 miliar dollar AS (Rp585 triliun).
Sementara sektor ritel senilai 31 miliar dollar AS (Rp477 triliun) dan sektor alternatif tercatat sebesar 25 miliar dollar AS (Rp384 triliun).
Cushman & Wakefield memperkirakan kalau jumlahnya masih relatif sama, tidak ada perubahan signifikan pada semester II 2024.
Situs Investasiproperti.id selalu menyajikan konten yang menarik mengenai proyeksi konsultan properti mengenai investasi di berbagai subsektor properti.