Yuk, mulai mengenal Plaza Indonesia, salah satu pusat perbelanjaan yang menjadi tempat favorit belanja dan nongkrong kelas atas di Jakarta.
Bagi kamu yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya pastinya tahu kalau ada banyak mal atau pusat perbelanjaan yang ada di kota ini.
Menurut data Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) pada 2024, ada 94 mal yang tersebar di Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara.
Jumlah ini akan terus bertambah pada tahun-tahun mendatang karena ada beberapa mal yang masih dalam proses pembangunan dan akan beroperasi tahun-tahun mendatang.
Jakarta memang menjadi kota dengan jumlah pusat perbelanjaan terbanyak di Indonesia dibandingkan dengan kota-kota lain.
Hal yang tidak mengherankan tentunya karena Jakarta memang pusat bisnis, ekonomi, finansial, dan perdagangan utama di tanah air.
Meski begitu, mal terbesar di Indonesia malah bukan berada di Jakarta, melainkan di Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur.
Nah, bagi kamu yang tinggal di salah satu kota di Daerah Khusus Jakarta ini tentu memiliki preferensi dan kebiasaan masing-masing untuk mal favorit.
Biasanya, orang mengunjungi sebuah mal lantaran dekat dengan lokasi tempat tinggal atau kebetulan tidak jauh dari tempat bekerja.
Setiap mal memiliki ciri khas atau keunggulan tersendiri, misalnya mal paling luas, mal terbaru, punya desain unik, atau punya tempat makan yang luas.
Namun, Plaza Indonesia tetap menjadi salah satu pusat perbelanjaan ikonik di Jakarta. Apalagi, mal ini memiliki sejarah panjang sejak zaman Presiden Soeharto.
Mengenal Plaza Indonesia yang Terintegrasi dengan Hotel, Perkantoran, dan Apartemen
Plaza Indonesia yang mempunyai tujuh lantai ini tidak diragukan menjadi pusat perbelanjaan yang menjadi favorit kelas atas di Jakarta.
PT Indonesia Paradise Property Tbk memiliki mal yang berlokasi tepat berada di kawasan elit Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat.
Emiten dengan kode INPP tersebut memiliki sejumlah anak perusahaan, salah satunya yaitu PT Plaza Indonesia Realty Tbk yang mengelola Plaza Indonesia.
Pusat perbelanjaan ini terintegrasi menjadi kawasan mixed use atau area terpadu dengan hotel mewah, perkantoran premium, dan juga apartemen mewah.
Mal ini juga terhubung dengan Grand Hyatt Jakarta yang merupakan hotel bintang 5 dan memiliki 415 kamar tidur dari berbagai tipe.
Lantas ada The Plaza Office Tower yang merupakan gedung perkantoran kelas premium dengan 35 lantai.
Gedung perkantoran ini terhubung dengan transportasi massal, yaitu MRT (Mass Rapid Transit) alias Moda Raya Terpadu Jakarta dan BRT (Bus Rapid Transit) bus Transjakarta.
Tidak ketinggalan, kawasan terpadu ini memiliki Keraton at The Plaza yang juga hotel mewah sekaligus apartemen mewah.
Gedung Keraton at The Plaza yang selesai dibangun pada 2012 dan setinggi 48 lantai ini memiliki 138 kamar yang mewah dan nyaman.
Plaza Indonesia Menjadi Favorit Para Kaum Old Money untuk Berbelanja dan Nongkrong
Pusat perbelanjaan ini berdiri pada 1990 silam. Saat itu, belum ada mal kelas atas di Jakarta atau di Indonesia. Hanya ada beberapa pusat perbelanjaan kelas menengah saja.
Lantas Plaza Indonesia pun resmi dibuka setelah menyelesaikan masa konstruksi selama beberapa tahun. Selanjutnya, sejumlah pusat perbelanjaan kelas atas juga bermunculan di Jakarta.
Namun, Plaza Indonesia tetap unggul dibandingkan mal lainnya lantaran memiliki gerai brand ternama kelas dunia seperti Alexander McQueen, Bottega Veneta, Chanel, dan Christian Dior.
Tidak ketinggalan, ada merek kelas atas lainnya Louis Vuitton, Valentino, Versace, Marc Jacobs, Gucci, Givenchy, Bvlgari, Burberry, dan Christian Louboutin.
Seluruh merek ternama ini tidak hanya mahal, tetapi juga menawarkan koleksi terbatas yang hanya sanggup dimiliki kelas atas.
Tidak banyak pusat perbelanjaan yang memiliki gerai luxury brand seperti ini, seperti halnya yang ada di Plaza Indonesia.
Sederetan luxury brand seperti ini tidak membuka gerai di pusat perbelanjaan biasa, tetapi memang memilih mal kelas atas yang bergengsi.
Biasanya, mal-mal di Indonesia hanya mempunyai sejumlah gerai dari mass brand alias merek yang umum dan bisa ditemukan di pusat perbelanjaan lainnya.
Bayangkan, kalau Louis Vuitton memiliki gerai yang unik di Plaza Indonesia. Jenama mewah ini merancang gerai dengan nuansa lokal khas Indonesia.
Tidak heran kalau mereka yang datang ke mal ini sejak berdiri sudah tentu kaum kelas atas alias orang kaya lama atau old money.
Para kaum old money ini tidak hanya berbelanja, tetapi juga nongkrong di sejumlah restoran dan cafe kelas atas yang ada di sini.
Beberapa di antaranya adalah %Arabica, Monsieur Spoon, Imperial Shanghai La Mian Xiao Long Bao, dan lainnya.
Plaza Indonesia Menjadi Salah Satu Pusat Perbelanjaan yang Dikelola oleh Indonesia Paradise Property
Selain Plaza Indonesia, Indonesia Paradise Property juga memiliki sejumlah mal yang tersebar di beberapa kota di tanah air.
INPP memiliki fx Sudirman di Jakarta, beachwalk Shopping Center dan 23 Creative Hub di Bali, 23 Paskal Shopping Center di Bandung (Jawa Barat), dan The Plaza Office Tower di Jakarta.
Selain itu, developer masih membangun pusat perbelanjaan 23 Semarang di Semarang, Jawa Tengah dan pengembangan 23 Paskal di Bandung.
Proyek mal seluas 50 ribu m2 di Semarang ini memiliki konsep commercial mall dengan karakteristik yang unik. Mal ini diproyeksikan beroperasi pada 2026 mendatang.
Tidak ketinggalan, perseroan juga akan mendapatkan tambahan retail spaces dari proyek Apartemen Antasari Place seluas 5.000 m2.
Retail spaces ini beroperasi bersamaan dengan serah terima unit apartemen. Kehadirannya akan memberikan nilai tambah dan pengalaman konsumen.
Developer juga memiliki hotel yang tersebar mulai dari Bali, Jakarta, Makassar (Sulawesi Selatan), Batam (Kepulauan Riau), dan Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta).
Lantas ada beberapa proyek apartemen mewah yang juga berada di beberapa lokasi mulai Batam, Makassar, hingga Jakarta.
Saat pertama kali berdiri pada 2002 hingga 2012, perseroan lebih berfokus pada pengembangan properti untuk segmen hospitality dengan brand Harris, Sheraton, Yello, dan Aloft.
Lantas developer juga mulai memiliki bisnis ritel atau komersial pada periode 2012-2017 seperti fX Sudirman, beachwalk Shopping Center, dan Paskal Mall Shopping Center. Kehadiran sejumlah pusat perbelanjaan ini melengkapi kepemilikan Plaza Indonesia.
Sejak 2017, perseroan mulai mengembangkan apartemen One Residence Batam, 31 Sudirman Suites Makassar, dan Antasari Place Jakarta.
INPP Mengungkapkan Pemasukan Berulang dari Properti Komersial Terbilang Signifikan
CEO (Chief Executive Officer) dan President Director Indonesia Paradise Property Anthony Prabowo Susilo sempat mengungkapkan banyak hal soal kawasan ritel ini.
Rerata tingkat hunian atau okupansi pusat perbelanjaan yang dikelola oleh INPP mencapai 93 persen dan terus meningkat belakangan ini.
Tenant atau penyewa harus mengantri untuk memperoleh tempat di beachwalk Shopping Center, Bali. Hal sama terjadi di pengembangan 23 Paskal Extension.
Hal ini menunjukkan tren pemulihan khususnya setelah semua industri termasuk properti terpukul akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia beberapa waktu lalu.
“Okupansi yang baik bisa dicapai dengan penerapan strategi yang matang khususnya fokus pada tenant mix dan spesialis dari sektor apparel, fashion, aksesoris, dan lainnya sehingga bisa memberikan kontribusi yang baik,” ujar Anthony.
Perseroan optimistis dalam menatap tahun 2025 setelah meraih pendapatan yang cukup bagus pada tahun 2024 lalu.
Anthony menyatakan salah satu pendukung pemasukan yang baik adalah porsi pendapatan berulang atau recurring income perusahaan sudah mencapai 90 persen.
Pendapatan berulang menjadi salah satu sumber pemasukan perusahaan pengembang selain penjualan proyek properti.
Kalau melihat pembagiannya, pemasukan terbesar disumbangkan oleh sektor hotel yang mencapai 48 persen atau hampir separuhnya.
Lantas sektor ritel atau komersial juga memberikan kontribusi besar mencapai 42 persen, sisanya dari penjualan properti yang baru mencatatkan 10 persen.
Salah satu proyek properti, yaitu apartemen mewah yang masih dipasarkan oleh INPP adalah Antasari Place yang berada di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Proyek properti sempat mangkrak sebelum kemudian diambil oleh perseroan. INPP melanjutkan pembangunan hingga melanjutkan ke serah terima kunci.
Indonesia Paradise Property Menerapkan Strategi Tepat untuk Meningkatkan Pendapatan Perseroan
Anthony melanjutkan kalau melihat kinerja bisnis perseroan pada tahun 2024, pencapaian selama sembilan bulan tercatat bagus.
Dalam sembilan pertama pada 2024, INPP mencatatkan pendapatan perseroan mencapai Rp878 miliar. Jumlah ini naik 121 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
“Pertumbuhan dari hotel mencapai 24 persen, segmen komersial 6 persen, dan dari penjualan properti meningkat 61 persen,” ujar Anthony lagi.
Hal ini tidak terlepas dari strategi yang dilakukan oleh perseroan, yaitu 4M yang menjadi acuan dalam menjalankan bisnis.
1. Middle Up
Setiap produk yang dibangun dan dikembangkan oleh developer memang menyasar ke segmen kelas menengah ke atas.
Hal ini wajar mengingat kelas ekonomi tersebut memang lebih stabil dibandingkan dengan kelas yang ada di bawahnya.
2. Mid Size
Perseroan membangun proyek properti dengan luas skala menengah atau rata-rata luasan mencapai 40 ribu meter persegi (m2).
Proyek properti yang dibangun dan dikembangkan oleh Indonesia Paradise Property memang terbilang luas.
3. Mixed Use
Proyek properti yang dibangun oleh INPP menggabungkan konsep ritel atau komersial, hotel, dan residensial atau hunian.
Semua proyek yang dikembangkan memang menggabungkan setidaknya dua jenis properti tersebut sehingga memberikan nilai lebih kepada konsumen.
4. Major Cities
Seluruh proyek developer berlokasi di kota-kota utama di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Batam, dan Bali.
Deretan kota-kota tersebut merupakan kawasan bisnis, keuangan, ekonomi, perdagangan, hingga wisata utama di tanah air.
Pengembangan proyek properti yang berdasarkan prinsip 4M tersebut berhasil membuat INPP berhasil dalam mengelola 25 unit bisnis di delapan kota.
Tidak hanya itu, developer juga mendorong pengembangan proyek properti yang ikonik dan menjadi destinasi yang menarik.
Bahkan, perseroan menyatakan kalau seluruh proyek bisa diselesaikan dengan baik. Tidak ada proyek yang mangkrak atau berhenti di tengah jalan.
Bahkan, ada banyak proyek yang tetapi dikerjakan pada saat pandemi Covid-19 merebak dan bisa diselesaikan dengan baik.
Strategi dari empat hal ini membuat kiprah perusahaan pengembang ini terus berkembang pesat sejak berdiri pada 2002 lalu.
Nah, bagi kamu yang tinggal di Jakarta, pastikan kamu pernah mendatangi Plaza Indonesia dan menikmati suasana di pusat perbelanjaan ini.
Sebelumnya, ada pembahasan mengenai Indonesia Paradise Property yang telah menyiapkan dana belanja perusahaan atau capital expenditure sebesar Rp1 triliun.
Jangan lewatkan juga ada ulasan mengenai penerbitan obligasi senilai Rp500 miliar oleh INPP yang ditujukan untuk mengurangi pinjaman dari bank.
Situs Investasiproperti.id selalu menyediakan konten yang menarik mengenai ulasan pusat perbelanjaan yang dikelola oleh perusahaan pengembang ternama.
