Konsultan properti JLL jelaskan experience economy di Asia Pasifik yang turut membentuk masa depan perkotaan modern.
Peningkatan kelas menengah di wilayah metropolitan terbesar di Asia Pasifik akan mendukung ekonomi berbasis pengalaman (experience economy).
Konsep ekonomi berbasis pengalaman tersebut menggabungkan desain human centric dan ruang berbasis komunitas.
Akibatnya, konsumen di Asia Pasifik akan menuntut pengalaman berkualitas lebih tinggi dari lingkungan yang dibangun.
Hal ini juga didukung oleh desain yang mengutamakan pengguna dan mempromosikan komunitas serta hubungan antar pengguna,
Inilah yang termuat menurut 2024 Global Consumer Experience Survey dari JLL, salah satu kantor konsultan properti yang berkantor pusat di Amerika Serikat.
JLL melihat lima prioritas utama yang dicari oleh konsumen di kawasan perkotaan Asia Pasifik. Pertama, yaitu menciptakan area destinasi.
Kedua, mengintegrasikan pengalaman antar berbagai properti. Ketiga, menghubungkan aspek fisik dan digital.
Keempat, menerapkan desain yang human centric. Kelima, memahami faktor-faktor yang mempengaruhi minat pengguna.
Konsultan Properti JLL Jelaskan Experience Economy di Asia Pasifik
Selain itu, analisis JLL menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen bersedia membayar lebih untuk mendapatkan pengalaman berkualitas.
Memenuhi kebutuhan akan koneksi dan komunitas ini dapat menjadi kunci kesuksesan pengembangan properti di masa depan.
“Setiap diskusi yang menyangkut upaya menciptakan pengalaman yang human-centric harus dimulai dengan pemahaman bagaimana orang-orang menghabiskan waktu mereka dan apa yang ingin mereka capai dalam sehari,” ujar Head of People Experience Consulting, Asia Pacific JLL Emmy-Lou Quirke seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima oleh Investasiproperti.id.
“Desain ruang harus mencerminkan realitas ini dan menempatkan orientasi pengguna sebagai inti dari setiap kebutuhan ruang bagi suatu organisasi,” lanjutnya.
“Memahami manusia selalu menjadi langkah pertama, diikuti dengan desain yang dirancang untuk momen-momen berarti,” katanya lagi.
Menurut JLL, di seluruh wilayah Asia Pasifik, peningkatan kesejahteraan digitalisasi dan teknologi mendorong permintaan akan nilai lebih dari pengalaman offline dan lingkungan perkotaan akan dituntut untuk beradaptasi.
Berdasarkan pandangan responden yang disurvei oleh JLL, 76% setuju bahwa kota-kota perlu menawarkan pengalaman baru untuk tetap relevan.
Sebanyak 84% dari responden yang merupakan generasi milenial dan gen Z (generasi Z) memang mendukungnya.
Selain itu, mayoritas responden dari berbagai generasi dan wilayah menganggap pengalaman sebagai faktor yang penting dalam memilih tempat dan cara mereka menghabiskan waktu luang serta keputusan pembelian.
Hal tersebut mulai dari keinginan untuk bepergian ke tempat baru, mencari pengalaman kota yang unik, hingga memprioritaskan aktivitas secara langsung.
Para responden juga menyatakan bahwa mereka bersedia membayar lebih untuk kualitas ini, terutama di kalangan generasi milenial sebanyak 80%.
Situs Investasiproperti.id selalu menyediakan konten yang menarik mengenai insight yang dijelaskan oleh perusahaan konsultan properti.