Konsultan properti JLL ungkap sejumlah pusat data yang baru di Jakarta. Sektor bisnis ini berkembang dengan pesat.
JLL memperkirakan perkembangan infrastruktur IT dan pusat data yang canggih atau pusat data edge dalam beberapa tahun mendatang.
Nilainya secara global akan bernilai 317 miliar dollar AS (Rp4.880 triliun) secara global pada tahun 2026, tumbuh 107% dari 153 miliar dollar AS (Rp2.558 triliun) pada tahun 2020.
Lantas bagaimana dengan bisnis ini di Indonesia, apalagi pembelian sejumlah lahan di kawasan industri dilakukan oleh perusahaan data center.
“Kapasitas pusat data di Jakarta telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak akhir tahun 2020,” ujar Country Head JLL Indonesia Farazia Basarah seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima oleh Investasiproperti.id.
“Sebelumnya, banyak pelaku pusat data membangun fasilitas pusat data di dalam kawasan industri yang terletak di timur Jakarta,” lanjutnya.
“Saat ini, para pemain pusat data juga sedang memperluas ke wilayah tengah Jakarta dan area komersial sekitarnya di pusat bisnis Jakarta,” katanya lagi.
“Terutama di lokasi yang memiliki infrastruktur memadai untuk membangun fasilitas dan mendekatkan keberadaan end user,” imbuhnya.
Perusahaan Konsultan Properti JLL Ungkap Sejumlah Pusat Data yang Baru di Jakarta
Analisis JLL menyimpulkan bahwa perusahaan biasanya menggunakan kombinasi berbagai jenis pusat data atau data center.
Hal ini termasuk on-premises, colocation, cloud, dan edge, saat menggunakan infrastruktur IT (Informasi Teknologi) mereka, tergantung pada kebutuhan pengguna.
Namun, pertumbuhan data dan perangkat yang terhubung secara terus menerus telah mendorong kebutuhan akan peningkatan penyimpanan, komputasi, dan kemampuan jaringan.
Semua ini lebih dekat dengan titik akhir penggunaan dan menciptakan kebutuhan akan komputasi edge dan pusat data terkait.
JLL mengungkapkan bahwa sebenarnya pasar edge computing dapat diukur dengan berbagai pendekatan.
Menurut estimasi JLL, total pasar yang dapat dijangkau bernilai 317 miliar dollar AS. Bisnis yang sangat besar.
Total pasar ini mencakup seluruh infrastruktur IT, pendapatan kolokasi, pasokan kolokasi, dan pendapatan layanan cloud, semuanya terkait dengan edge.
Dari perspektif infrastruktur IT, pasar edge computing mencakup semua perangkat keras IT, termasuk peralatan penyimpanan, komputasi, dan jaringan yang memungkinkan penyampaian layanan digital di titik-titik terjauh dari jaringan.
Situs Investasiproperti.id selalu menyediakan konten yang menarik mengenai prediksi konsultan properti mengenai bisnis data center di Indonesia.