Konsultan properti Cushman & Wakefield memberikan penjelasan lengkap mengenai pasar hotel di Jakarta pada awal 2024.
Laporan MarketBeat Cushman & Wakefield telah dirilis dengan menyampaikan sejumlah analisa aktivitas ekonomi dan real estat komersial setiap kuartal.
Hasil laporan tersebut juga meliputi sejumlah hal tentang tren pasokan, permintaan, dan harga di tingkat pasar dan subpasar di Indonesia.
Situs Investasiproperti.id akan membahasnya lebih lanjut dengan melansir dari keterangan tertulis yang diterima dari Cushman & Wakefield.
Setelah sekitar satu tahun tertunda dari jadwal awal, total 725 kamar hotel mulai beroperasi pada paruh pertama 2024,
Perincian kamar hotel tersebut sebagai berikut, yakni 32% dari hotel bintang 3, 46% hotel bintang 4, dan 22% merupakan hotel bintang 5.
Hotel bintang 4 menawarkan harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan hotel bintang 5 dengan menyediakan fasilitas komprehensif yang sebanding,
Namun, hal menjadikan hotel bintang 4 menjadi pilihan menarik bagi pelancong bisnis maupun rekreasi.
Total pasokan kumulatif kamar hotel mulai dari bintang 3 hingga mewah hingga akhir paruh pertama 2024 tercatat sebanyak 43.647 kamar.
Sesuai dengan siklusnya, kinerja hotel di Jakarta pada K1 2024 mengalami perlambatan karena berbagai hal.
Pemilihan presiden dan pemilu pada bulan Februari 2024 juga mengakibatkan penurunan sedikit dalam tingkat hunian.
Menjelang bulan puasa Ramadan, hotel-hotel sibuk dengan kegiatan MICE (Meetings, Incentives, Conventions, Exhibitions).
Selama Ramadan, hotel-hotel memanfaatkan peluang peningkatan pendapatan dengan menawarkan paket iftar atau berbuka puasa.
Pada bulan Mei setelah Idul Fitri, tingkat hunian terlihat meningkat pesat dengan tamu keluarga yang memanfaatkan beberapa libur panjang akhir pekan untuk staycation di beberapa hotel di Jakarta.
Perusahaan Konsultan Properti Cushman & Wakefield Jelaskan Pasar Hotel di Jakarta pada Awal 2024
Rata-rata tingkat hunian YTD (year to date) pada akhir Mei 2024 mencapai 60%, meningkat sekitar 0,4% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023.
Tingkat hunian YTD untuk hotel bintang 3, 4, 5, dan mewah masing masing sebesar 58,5%, 62,6%, 62,2%, dan 56,8%.
Sementara itu, kondisi pasar yang membaik di Jakarta pada tahun 2023 berlanjut pada paruh pertama 2024.
Peningkatan permintaan kamar yang berkelanjutan, yang disebabkan oleh pemulihan aktivitas bisnis setelah pemilu, juga membantu menjaga tingkat Average Daily Rate (ADR) yang tinggi.
Tarif rata-rata kamar (ADR/malam) pada akhir Mei 2024 masing-masing tercatat sebagai berikut, yakni bintang 3 sebesar Rp480.939 (naik 6,9% YoY/year on year).
Sedangkan, bintang 4 sebenar Rp812.505 (naik 0,4% YoY), bintang 5 sebesar Rp.1.751.842 (naik 0,1% YoY), dan mewah sebesar Rp2.306.148 (naik 5,4% YoY).
Secara keseluruhan, tarif kamar (ADR/malam) telah kembali ke level prapandemi Covid 19 pada tahun 2019 lalu.
Pemulihan aktivitas bisnis setelah pemilu kemungkinan besar akan meningkatkan kinerja sektor hotel di Indonesia.
Banyak kegiatan MICE juga diharapkan akan diselenggarakan pada kuartal tiga hingga pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta pada November 2024.
Tingkat hunian kamar secara keseluruhan diperkirakan akan membaik menjadi 33,0% pada tahun 2024.
Pertumbuhan positif dalam tarif kamar (ADR / malam) diperkirakan akan berlanjut seiring dengan peningkatan permintaan kamar dan diproyeksikan mencapai sekitar 15% menjelang akhir tahun 2024.
Situs Investasiproperti.id selalu menyediakan konten yang menarik mengenai ulasan industri hotel di Indonesia oleh konsultan properti.