Colliers Indonesia memberikan prediksi mengenai pasar dan bisnis kawasan industri dan logistik di Indonesia yang semakin kompetitif.
Konsultan properti terkemuka ini melansir laporan Colliers’ Global Insights & Outlook: Industrial & Logistics (I&L) Report yang mengungkapkan transaksi besar mencapai 26 miliar USD (Rp407 triliun).
Investasi besar tersebut merupakan pembelian aset kawasan industri dan logistik yang dijual di wilayah Asia Pasifik termasuk Indonesia dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
Kenaikan jumlah investasinya memang besar sehingga menarik perhatian investor properti skala besar untuk menanamkan modal.
Sebagian besar transaksi memang terjadi di China, Australia, Korea Selatan, dan Jepang yang merupakan negara dengan ekonomi yang maju.
Konsultan ini juga menyatakan ada pembelian area industri dengan nilai fantastis yang mencapai belasan triliun rupiah, salah satunya di Jepang.
Sumber pendanaan investasi paling besar antar negara untuk sektor kawasan industri dan logistik pada 2023 adalah Singapura.
Peringkat berikutnya untuk sumber pendanaan pembangunan kawasan industri dan logistik ini adalah Kanada, Inggris, dan Jepang.
By the way, Jepang dan Australia juga masuk ke dalam daftar sepuluh besar tujuan investasi kawasan industri dan logistik secara global.
Lantas bagaimana investasi area industri dan logistik di tanah air, apakah potensi pasarnya memang menggiurkan bagi investor?
Colliers Mengulas Bisnis Kawasan Industri dan Logistik di Indonesia
Perkembangan pasar kawasan industri dan logistik di tanah air juga tergolong bagus. Developer aktif membeli lahan di sejumlah kawasan.
Freeport membangun pabrik smelter di Gresik, Jawa Timur. Sejumlah perusahaan membangun data center di Cikarang, Jawa Barat.
Tidak ketinggalan, third-party logistic atau perusahaan logistik membangun pergudangan modern skala besar atau sekadar pick-up point.
Hal ini tentu masih terkait dengan meningkatnya perdagangan online atau e-commerce di Indonesia sehingga ada kebutuhan membangun gudang.
“Pasar kawasan industri dan logistik di Indonesia telah berkembang secara signifikan dalam lima hingga tujuh tahun terakhir yang terlihat dengan perusahaan pengembang dan investor regional membangun pergudangan modern,” ujar Head of Capital Markets & Investment Services Colliers Steve Atherton seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima oleh Investasiproperti.id.
Sejumlah perusahaan seperti Logos, ESR, Frasers Property, Daiwa, Cainiao, Blackstone, Warburg Pincus, CRE Japan, GIC, Mitsubishi Urban Development, dan INA (Indonesia Investment Authority) membangun gudang modern.
Mayoritas korporasi di atas memang perusahaan asing yang melihat potensi bisnis pergudangan modern di Indonesia.
Pasar kawasan industri dan logistik memang semakin kompetitif, apalagi sejumlah perusahaan regional skala besar dan berpengalaman berusaha masuk merebut pasar.
Mereka berupaya meraih pangsa pasar dengan pembangunan kawasan logistik yang terus meningkat dengan menawarkan kualitas.
Situs Investasiproperti.id selalu menyajikan konten yang menarik mengenai pergudangan modern dan kawasan industri di Indonesia.