Konsultan properti Cushman & Wakefield proyeksi faktor pada pasar properti Asia Pasifik dalam waktu mendatang. Simak ulasannya berikut ini.
Laporan APAC Capital Markets Outlook – Midyear 2024 Update dari Cushman & Wakefield mengungkapkan sejumlah hal.
Sebanyak 70 miliar dolar AS (Rp1.077 triliun), dana sudah tersedia untuk dipakai lantaran investor mencari waktu yang tepat untuk kembali aktif dalam investasi.
‘Wilayah Asia Pasifik terus menunjukkan ketahanan meskipun ada kenaikan suku bunga yang cepat dalam dua tahun terakhir, yang telah memperlambat ekspansi ekonomi,” ujar Kepala Riset Internasional Cushman & Wakefield Dr. Dominic Brown seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima oleh Investasiproperti.id.
“Meskipun pertumbuhan telah melambat, pertumbuhan tetap positif di sebagian besar wilayah,” lanjutnya.
“Meskipun investasi properti komersial telah menurun sebesar 40% dari puncaknya pada K1 2022 akibat guncangan suku bunga dan perubahan struktural di sektor-sektor tertentu, tren terbaru menunjukkan stabilisasi, yang memberikan harapan positif bagi pasar,” katanya lagi.
“Ke depannya, kami memperkirakan pemotongan suku bunga akan dilakukan secara bertahap dan terukur, dengan variasi dalam kecepatan dan besarnya di seluruh Asia Pasifik,” imbuhnya.
“Faktor-faktor dasar pendorong pertumbuhan di wilayah ini tetap kuat, mendukung statusnya sebagai ‘dekade Asia-Pasifik,” ujarnya menutup pernyataan.
Pertumbuhan regional diperkirakan akan stabil sekitar 4% sepanjang semester kedua 2024 dan hingga 2025-2026.
Hal ini mencerminkan normalisasi pertumbuhan di pasar negara berkembang seperti India dan pemulihan di ekonomi maju seperti Australia dan Jepang.
Perusahaan Konsultan Properti Cushman & Wakefield Proyeksi Faktor Pada Pasar Properti Asia Pasifik
Cushman & Wakefield juga menyoroti faktor-faktor potensial berikut yang dapat berdampak signifikan pada pasar, yaitu:
1. Fragmentasi Geopolitik
Ketegangan geopolitik yang meningkat dapat mengubah strategi investasi. Jangan salah lho, kalau Perang Rusia-Ukraina sempat juga berdampak ke kawasan lain.
2. Tingkat Utang
Tingginya tingkat utang pemerintah dan rumah tangga memerlukan pemantauan yang cermat. Investor properti juga harus memantau pasar tenaga kerja.
3. Megatrend Sekuler
Pertumbuhan dalam kelas aset alternatif dan asset yang mengikuti siklus akan didorong oleh tren jangka panjang.
4. AI dan Teknologi
Peningkatan AI (Artificial Intelligence) dan teknologi akan terus mengubah lanskap properti. Banyak sektor yang sudah mengalaminya.
Situs Investasiproperti.id selalu menyediakan konten yang menarik mengenai proyeksi konsultan properti mengenai investasi dan pasar di Asia Pasifik.