Yuk, mengungkap pasar hunian di Bogor melalui buku Anak Bali yang Melanglang di Bisnis Properti dari I Wayan Madik Kesuma.
Buku Anak Bali yang Melanglang di Bisnis Properti ini mengisahkan perjalanan bisnis Direktur Utama PT Kesuma Agung Selaras, I Wayan Madik Kesuma.
Ia mendirikan perusahaan pengembang pada 2011. Setelah itu, developernya memiliki empat proyek perumahan yang tersebar di sejumlah lokasi.
Tiga dari proyek propertinya ini berada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lantas bagaimana prospek pasar perumahan di kawasan ini?
“Kami ada dua segmen, di Graha Laras Sentul untuk harga di atas Rp1 miliar, sedangkan di proyek Dramaga, Geriya Selaras dibanderol Rp400 jutaan,” ujar Wayan seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima oleh Investasiproperti.id.
Wayan melanjutkan bahwa pasar properti di Bogor saat pandemi Covid-19 hingga sekarang tergolong cukup dinamis.
Pasar properti selalu membutuhkan kualitas yang baik dan nyaman, serta lingkungan perumahan yang sehat.
“Dalam setiap proyek yang kami kembangkan dari mulai proyek perdana kami di Cibinong (Graha Selaras Cibinong) pada 2013 dan hingga saat ini, PT Kesuma Agung Selaras selalu mengedepan unsur aman, nyaman dan menyenangkan,” kata Wayan lagi.
“Dan ini memiliki tafsir yang luas. Sehingga dalam setiap pengembangan proyek baru atau produk baru kita selalu memberikan yang terbaik,” lanjutnya.
Saatnya Mengungkap Pasar Hunian di Bogor, Jawa Barat yang Tetap Dinamis
Martin Samuel Hutapea selaku Associate Director Research & Consultancy Department PT Leads Property Services Indonesia (Leads Property) memberikan pandangan.
Menurut dia, bahwa di kawasan Bogor, dalam rentang 2019– 2024 terdapat sekitar 8,500 unit baru yang diluncurkan oleh para pengembang.
Rumah tapak yang diluncurkan oleh developer tersebut mencetak penjualan berkisar 93-94%. Penjualannya memang bagus.
“Harganya juga mengalami peningkatan. Secara rata-rata, tahun 2019 sebesar Rp800 jutaan, sekarang mencapai Rp1,3 miliar, berarti meningkat sebesar 10% per tahun,” kata Martin yang turut hadir dalam peluncuran buku.
Penyebabnya, adalah sudah mulai bermunculan rumah-rumah dengan harga di atas Rp1 miliar. Bukan sekadar lebar 5 meter, tetapi sudah mencapai lebar 12 meter.
Namun, pada umumnya, rumah yang dipasarkan di kawasan Bogor memang berada pada lebar berkisar 5–8 meter.
“Dan, rumah yang ditawarkan ada yang hingga 3 lantai yang bisa memuat 3–4 kamar dan itu laku,” kata Martin lagi.
Di kawasan Sentul, setidaknya ada sekitar 3.000 unit baru yang diluncurkan sejak pandemi yang merebak pada tahun 2020 hingga saat ini.
Sementara untuk tingkat penjualan hunian tapak di kawasan Sentul tergolong cukup tinggi, yakni berkisar 70-90%.
Jangan lewatkan konten menarik lainnya yang berkisah mengenai kenapa Bogor disebut kota hujan. Simak pembahasannya dalam tautan sebelumnya.
Situs Investasiproperti.id selalu menyuguhkan konten yang menarik mengenai proyeksi sebuah kawasan pengembangan dan investasi properti.