Konsultan properti Colliers Indonesia memprediksi kalau pencarian ruang perkantoran di Jakarta naik apalagi aktivitas bisnis kembali normal.
Sepanjang triwulan kedua 2023, setidaknya ada dua gedung pencakar langit yang mulai beroperasi di Jakarta.
T Tower yang berlokasi di CBD (central business district) Gatot Subroto, Jakarta Selatan dan Lippo Tower Holland Village yang berlokasi di Cempaka Putih, Jakarta Pusat yang termasuk non-CBD.
Lippo Tower merupakan proyek superblok yang terdiri dari apartemen mewah, pusat perbelanjaan, dan gedung perkantoran.
Situs Investasi Properti mengolah, merangkum, dan mengutip data yang didapatkan dari Colliers Indonesia.
Secara keseluruhan, pasokan kumulatif ruang kantor di Jakarta sudah mencapai 11,1 juta meter persegi, sebagian besar di kawasan CBD seperti Kuningan, Thamrin, dan Sudirman.
Area CBD memang mendominasi dengan jumlah luas mencapai 7,32 juta meter persegi, sementara non-CBD hanya 3,94 juta meter persegi.
Pada semester kedua 2023, diperkirakan ada tambahan pasokan gedung perkantoran yang mencapai 140 ribu meter persegi dari empat pencakar langit.
Sementara pada 2024 dan 2025, Colliers Indonesia memperkirakan pertumbuhan pasokan relatif terbatas.
Pasokan Ruang Perkantoran di Jakarta Terus Bertambah dan Harga Sewa Masih Tertekan
Jumlah pasokan yang bertambah tentunya membuat tingkat hunian atau okupansi gedung perkantoran menurun.
Sepanjang triwulan kedua 2023, okupansi ruang kantor di CBD masih pada persentase 73,7%, sedangkan non-CBD sebesar 72,9%.
Secara rata-rata tingkat okupansi secara keseluruhan turun 11-12% kalau dibandingkan periode yang sama sebelum pandemi.
Namun, Colliers Indonesia memperkirakan kalau aktivitas bisnis mulai normal kembali, terutama kalau ada kewajiban bekerja dari kantor atau WFO (work from office).
Saat ini, permintaan mulai membaik, meski perusahaan penyewa belum menandatangani kontrak sewa kantor. Ada kemungkinan hal ini baru terjadi pada akhir 2023.
Dari data yang sama juga menunjukkan tarif dasar sewa ruang kantor di kawasan CBD mencapai Rp245.625 per meter persegi, sementara non-CBD adalah Rp175.965.
Ternyata, tarif dasar sewa tersebut masih lebih rendah kalau dibandingkan masa sebelum pandemi terutama di kawasan non-CBD.
Proyeksi dari Colliers Indonesia adalah tarif dasar sewa diperkirakan akan tetap relatif stabil hingga akhir 2023.
Perusahaan pengembang masih berfokus untuk menaikkan tingkat hunian atau okupansi dibandingkan menaikkan tarif dasar sewa.
Situs Investasi Properti selalu menyajikan konten terkini mengenai dunia properti mulai dari ruang perkantoran, hotel, kawasan industri, hingga logistik.