Konsultan properti Cushman & Wakefield memaparkan pemasaran digital pasar rumah tapak yang dilakukan oleh perusahaan pengembang.
Laporan MarketBeat Cushman & Wakefield baru dirilis dengan menghadirkan analisa kegiatan ekonomi dan real estat komersial setiap kuartal.
Hasil laporan ini juga meliputi tren pasokan, permintaan, dan harga di tingkat pasar dan subpasar di Indonesia.
Situs Investasiproperti.id akan mengungkapkan lebih lengkap dengan merangkum dari keterangan tertulis yang diterima dari Cushman & Wakefield.
Saat ini, tingkat penyerapan bulanan rata-rata per perumahan adalah 13,6 unit yang menunjukkan penurunan YoY (year on year) sebesar 30,5%, dengan rata-rata nilai serapan per perumahan sebesar Rp33,3 miliar per bulan.
Namun, penurunan tersebut tidak serta merta menunjukkan penurunan daya beli pasar karena pasokan yang lebih sedikit dibandingkan tahun lalu ditawarkan selama semester ulasan.
Selain itu, beberapa perumahan telah mempersiapkan peluncuran cluster besar terbaru pada semester mendatang.
Rata-rata nilai transaksi per unit naik menjadi sekitar Rp2,45 miliar, meningkat 18,4% dibandingkan paruh pertama tahun 2023, yang menandakan meningkatnya permintaan akan produk-produk segmen yang lebih tinggi.
Tangerang, Banten memimpin dengan rata-rata penyerapan per perumahan tertinggi yaitu rata-rata 15 unit per bulan, disusul Bekasi, Jawa Barat sebesar 14 unit per bulan.
Konsultan Properti Cushman & Wakefield Ungkap Pemasaran Digital Pasar Rumah Tapak yang Dilakukan oleh Perusahaan Pengembang
Teknologi digital sedang berkembang pesat, dengan pengalaman virtual yang mendalam menjadi fitur pemasaran baru.
Hal ini memungkinkan konsumen untuk menjelajahi unit-unit yang mereka minati dari gadget mereka sendiri.
Beberapa pengembang yang telah mengadopsi fitur ini melaporkan hasil positif dengan mencatatkan peningkatan penjualan yang didorong oleh tingkat konversi yang lebih tinggi.
Selain itu, sertifikat elektronik untuk rumah-rumah dilaporkan sedang dalam proses dan pemerintah setempat mulai mendidik pengembang tentang inisiatif baru ini.
Meskipun insentif PPN DTP (Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah) dikurangi menjadi 50% yang akan secara efektif mempengaruhi penjualan unit siap huni.
Perusahaan pengembang diperkirakan akan tetap aktif dalam meluncurkan produk-produk baru sebagai respons terhadap permintaan yang terus membaik.
Dengan optimisme pasar dan berbagai insentif pemerintah untuk meningkatkan permintaan, pengembang akan terus menawarkan berbagai strategi promosi untuk menggerakkan penjualan sepanjang tahun 2024.
Situs Investasiproperti.id selalu menyediakan konten yang menarik mengenai pembahasan rumah tapak oleh konsultan properti.