Konsultan properti Cushman & Wakefield jelaskan pasar kondominium Jakarta pada akhir 2024 dan awal 2025. Insight yang harus diketahui oleh investor.
Seperti apa situasi dan kondisi pasar apartemen mewah di Jakarta menjelang tutup tahun 2024 dan juga awal tahun 2025.
Situs Investasiproperti.id telah merangkum pernyataan tertulis dari Cushman & Wakefield serta pernyataan Director of Strategic Consulting Cushman & Wakefield Arief Rahardjo.
Menurut data, diperkirakan sampai akhir 2024 ini akan ada 10.000 pasokan proyek eksisting di Jabodetabek menjadikan total kumulatif pasokan menjadi 386.111 unit.
Sedangkan pasokan hunian vertikal mewah pada 2025 mendatang, akan ada penambahan sekitar 870 unit.
Pada tahun 2025, pasokan eksisting diperkirakan akan bertambah sekitar 18.000 unit, yang sebagian besar berada di Bekasi, Jawa Barat dan Tangerang, Banten.
Dengan adanya kebijakan kenaikan (Pajak Pertambahan Nilai) PPN 12% diperkirakan para developer masih banyak yang akan wait and see.
Selain itu, perusahaan pengembang juga mungkin menunda peluncuran proyek baru hingga kondisi pasar lebih stabil.
Sekadar informasi, pemerintah telah menetapkan PPN 12% belum lama ini. Aturan ini berlaku mulai awal tahun 2025.
Perusahaan Konsultan Properti Cushman & Wakefield Jelaskan Pasar Kondominium Jakarta Pada Akhir 2024 dan Awal 2025
Berdasarkan data Cushman & Wakefield, diperkirakan pasokan baru kondominium di Jakarta akan meningkat pada semester kedua 2025.
Tingkat penjualan dan tingkat pra-penjualan kondominium diperkirakan akan cenderung stabil di angka 93,7% dan 58,4% pada tahun 2025.
Hal tersebut mengingat adanya kebijakan penerapan PPN 12% pada 2025 yang akan mempengaruhi permintaan investor dan end user.
Permintaan pada proyek eksisting atau kondominium yang sudah selesai dibangun diperkirakan masih akan mendominasi permintaan.
Sementara itu, program 1 juta apartemen diperkirakan akan memberikan pengaruh positif terhadap pasar apartemen paling cepat pada tahun 2026.
Harga jual apartemen diperkirakan akan mengalami sedikit peningkatan pada tahun 2025, meski hanya sebesar 2,5%.
Peningkatan terbesar diperkirakan masih terjadi di area sekunder sebesar Rp36.300.000, secara YoY (year on year) kenaikannya mencapai 6,1%.
Sedangkan harga kondominium di area CBD (central business district) sebesar Rp60.900.000/ m2) dan kawasan primer sebesar Rp52.000.000/m2 diperkirakan akan relatif stabil.
Cushman & Wakefield memberikan insight kepada developer dalam mengantisipasi dampak kenaikan PPN yang akan mengakibatkan kenaikan harga hunian vertikal.
Perusahaan pengembang perlu mempertimbangkan penawaran opsi pembiayaan yang lebih terjangkau kepada konsumen.
Bentuknya seperti program KPA (kredit pemilikan apartemen) dengan bunga rendah atau tenor panjang untuk mendorong penjualan.
Situs Investasiproperti.id selalu menyediakan konten yang menarik mengenai pembahasan konsultan properti mengenai pasar kondominium di Jakarta.