Hmm, penasaran kenapa orang Korea tinggal di apartemen. Ternyata ada sejarahnya yang cukup panjang. Yuk, cari tahu.
Apakah beli rumah di Korea mahal? Tentu saja berdasarkan laporan dari laman Investasian.com pada awal Juli 2023 lalu.
Harga hunian di Seoul, Korea Selatan bahkan sudah menembus angka yang luar biasa mahal dan mengalahkan sejumlah kota di dunia.
Situs Investasiproperti.id bakal membahas hal tersebut lebih lanjut dengan merangkum dari berbagai sumber media daring.
Harga rata-rata tanah di pusat kota Seoul sudah mencapai 20 ribu USD (Rp306 juta) per m2. Harga ini lebih mahal dibandingkan kota-kota di negara Asia lain.
Seoul menjadi sebagai kota dengan harga properti tertinggi di dunia setelah Monaco dan Hong Kong (China). Dua kota kecil ini memang selalu menempati posisi atas.
Harga di atas lebih mahal ketimbang Tokyo, Jepang dengan harga yaitu 16 ribu USD (Rp245 juta) per m2 dan Singapura dengan harga 14 ribu USD (Rp214 juta) per m2.
Investasian.com juga mengungkapkan alasan utama harga properti di Korea Selatan sangat mahal adalah harga tanah dan rumah yang naik tajam. Hal inilah kenapa rumah di Korea mahal.
Bahkan, di beberapa wilayah di Korsel, harga tanah dan rumah bisa naik dua kali lipat sehingga tidak lagi terjangkau oleh masyarakat.
Alasan lainnya adalah 50-70% kawasan negara ini berupa pegunungan dan perbukitan, tidak banyak lahan datar untuk perumahan.
Apakah semua hal tersebut akhirnya membuat warga Korea Selatan memilih tinggal di apartemen? Ternyata masih banyak lagi alasan lain. Hmm, bisa jadi hal ini belum banyak diketahui.
Alasan Kenapa Orang Korea Tinggal di Apartemen
Harga tanah dan rumah yang mahal plus tidak banyak ketersediaan lahan memang membuat orang Korsel tinggal di hunian vertikal.
Namun, ada sejarah panjang mengenai hunian vertikal di negara yang mengalami perang saudara pada era 1950-an. Awal industrialisasi Korsel setelah perang.
Apakah orang Korea tinggal di apartemen sejak lama, tentu saja apalagi pada era 1960-an setelah Perang Korea berakhir.
Presiden Korsel saat itu, Park Chung-hee mulai menggagas proyek pembangunan apartemen pada masa tersebut. Apartemen pertama selesai dibangun pada 1964.
Hunian vertikal ini bernama Mapo Apartment Complex yang terdiri dari 10 lantai dan ditempati oleh 642 keluarga.
Laman Inquirer.net melansir bahwa saat ini, 6 dari 10 orang Korsel tinggal di apartemen, artinya lebih dari separuh orang.
Laporan terakhir pada 2019, ada 11,3 juta unit apartemen di Korsel. Jumlah ini setara dengan 62,3% hunian di Kosel.
Tidak heran, Korea Selatan dianggap sebagai “Republik Apartemen”. Selama puluhan tahun, keluarga Korsel terbiasa tinggal di hunian vertikal.
Banyak yang merasa terbiasa lantaran sebelumnya tinggal di tempat yang lebih buruk, tetapi tidak sedikit yang masih belum familiar.
Selain itu, fasilitas lengkap dan lokasi apartemen di negara ini bagus, lantaran dekat transportasi umum, sekolah, rumah sakit, dan lainnya.
Wah, ternyata banyak juga ya alasan kenapa orang Korea tinggal di apartemen dibandingkan menetap di rumah tapak.
Dalam artikel lainnya, Investasiproperti.id akan membahas sejumlah alasan apakah orang Korea Selatan ramah kepada orang asing.
Apalagi, ada yang mengklaim kalau orang Korea terkenal rasis terutama kepada sesama orang Asia. Wah, kok bisa begitu ya.
Hal unik lainnya soal Negeri Ginseng ini adalah kenapa di Korea tidak ada cicak. Warganet mempertanyakan apakah reptil ini memang tidak bisa hidup di daerah empat musim.
Sebelumnya, ada artikel mengenai kenapa banyak rumah kosong di Jepang, mungkin kamu tertarik pindah ke negara ini.
Situs Investasiproperti.id selalu menghadirkan konten menarik mengenai kenapa orang lebih memilih tinggal di apartemen.