Colliers Indonesia memberikan analisis bahwa kenaikan harga lahan kawasan industri di Jabodetabek terjadi karena keterbatasan lahan.
Penjualan yang konsisten dan keterbatasan lahan menjadi pemicu kenaikan harga lahan di kawasan industri di kawasan penyangga Jakarta.
Situs Investasi Properti mengolah, merangkum, dan mengutip data yang didapatkan dari konsultan Colliers Indonesia.
Kawasan industri yang memiliki sejarah panjang hingga 25 tahun biasanya mematok harga lahan yang memang tinggi.
Perusahaan pengembang yang mengelola mematok harga dengan kisaran Rp3 juta sampai Rp3,25 juta per meter persegi di kawasan Bekasi, Jawa Barat.
Sementara, harga di Karawang, Jawa Barat berkisar antara Rp2,25 juta sampai Rp3 juta per m2 dan harga di Serang, Banten adalah Rp2 juta sampai Rp2,3 juta per m2.
Lantaran keterbatasan lahan, ditambah dengan permintaan yang meningkat dan kompetisi yang semakin sengit, harga lahan meningkat.
Bahkan, harga di kawasan industri yang relatif baru juga terbilang sama dengan kawasan industri yang sudah lama.
Kenaikan Harga Lahan Kawasan Industri Karena Lahan Terbatas. Harga Lahan di Subang dan Purwakarta Lebih Murah
Namun, bagi perusahaan yang mencari lahan di kawasan industri dengan harga yang lebih terjangkau tentunya ada pilihan.
Sejumlah kawasan industri di kawasan Purwakarta dan Subang, Jawa Barat menawarkan harga yang jauh lebih kompetitif.
Harga yang ditawarkan mulai dari Rp1,65 juta sampai Rp2,25 juta per m2, tentunya jauh lebih murah dibandingkan dengan kawasan industri lainnya.
Hanya saja harga yang murah memang tidak bisa dipungkiri lantaran lokasi yang lebih jauh dari infrastruktur utama transportasi.
Belum lagi, penyewa utama yang belum banyak dan pembangunan fasilitas yang masih berjalan seperti pelabuhan peti kemas dan jalan tol.
Dalam kurun waktu semester 1 2023, empat kawasan industri baru memperkenalkan skema harga yang baru dengan kenaikan harga tercatat mulai dari 5% hingga 10%.
Sebagai catatan, hanya kawasan industri yang secara konsisten memperlihatkan pertumbuhan penjualan berkala yang mengaplikasikan kenaikan harga lahan.
Sementara kawasan industri lainnya lebih memilih mempertahankan harga lama dan memprioritaskan target jumlah penjualan tahunan.
By the way, manajemen pengelola kawasan industri juga menetapkan biaya pemeliharaan yang berkisar dari 0.06 USD (Rp913) hingga 0.08 USD (Rp1.1218) per m2 per bulan.
Kalau kawasan industri memiliki skala pengembangan yang lebih besar maka biaya pemeliharan juga lebih tinggi lagi.
Hal yang berbeda terjadi di Serang, biaya pemeliharaan dipatok dalam bentuk rupiah, mulai dari Rp600 hingga Rp800 per m2 per bulan.
Situs Investasi Properti selalu menyajikan konten terkini mengenai dunia properti mulai dari apartemen, logistik, pergudangan modern, hingga kawasan industri.