Inilah sejumlah kelebihan tinggal di Banda Aceh, kota yang memiliki jejak sejarah panjang sejak Kesultanan Aceh.
Kota ini sudah disebut ketika penjelajah ternama asal Italia Marco Polo mengunjungi Banda Aceh pada 1292 silam.
Banda Aceh merupakan kota perdagangan penting pada masa itu, sekaligus menjadi ibu kota Kesultanan Aceh.
Hal ini juga terus berlanjut hingga era penjajahan Hindia Belanda hingga Indonesia merdeka, kota ini tetap punya peranan penting.
Saat bencana gempa dan tsunami melanda Aceh pada 2004, kota ini terdampak cukup parah. Ribuan orang meninggal dunia menjadi korban.
Setelah tragedi ini berlalu, kota ini mulai berbenah. Tentunya Banda Aceh bisa menjadi pilihan untuk tempat tinggal.
Situs Investasiproperti.id akan membahas bagaimana rasanya tinggal di Banda Aceh yang juga kota penting pada Kesultanan Samudera Pasai.
Investasiproperti.id akan merangkum dari media berita daring, situs pemerintahan, dan berbincang dengan orang yang pernah menetap di kota ini.
Kelebihan Tinggal di Banda Aceh, Aceh
1. Status Ibu Kota Provinsi
Sebagai ibu kota Provinsi Aceh, tentunya Banda Aceh memiliki potensi berkembang lantaran didukung fasilitas dan infrastruktur yang mendukung.
Bagi kamu yang ingin memulai usaha kecil, tentunya ada peluang untuk mengembangkannya meski bukan di Jakarta, Surabaya, atau Kota Bandung.
2. Daerah dengan Status Istimewa
Provinsi ini memiliki status Daerah Istimewa, seperti halnya Daerah Istimewa Yogyakarta dan Daerah Khusus Jakarta.
Daerah ini memiliki otonomi khusus sendiri lantaran sejarah. Hal ini berdasarkan Undang-Undang No 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.
3. Kota Tertua di Indonesia
Banda Aceh berdiri pada tahun 1205 silam, sekaligus menjadikannya salah satu kota tertua di Indonesia. Ada sejumlah kota yang sudah berusia ratusan tahun.
Tentunya menarik kalau bisa tinggal di kota yang punya rekam jejak sejarah yang panjang seperti Banda Aceh.
4. Menerapkan Syariat Islam
Banda Aceh terkenal apa sih? Tentunya julukan Serambi Mekkah. Kota ini memang dikenal sebagai pusat penyebaran Islam sejak masa lalu.
By the way, Aceh sendiri menerapkan syariat Islam sehingga tidak ada bioskop di provinsi ini, termasuk di Banda Aceh.
5. Kota yang Relatif Kecil
Banda Aceh memiliki luas hanya 61,36 km2, meski begitu belum masuk ke dalam daftar kota terkecil di Indonesia. Masih banyak kota yang lebih kecil.
Untuk ukuran sebuah ibu kota provinsi, tentunya Banda Aceh memang relatif tidak mempunyai wilayah yang terbilang luas.
6. Penduduk yang Cukup Banyak
Menurut data Badan Pusat Statistik pada pertengahan 2023, jumlah penduduk Banda Aceh hanya 261 ribu jiwa.
Namun, kawasan penyangga ibu kota provinsi ini ada sekitar 2,3 juta orang. Tentunya, ada potensi yang baik dari kota ini.
7. Relatif Tidak Macet
Jika melihat jumlah penduduk dan luas wilayah, bisa diklaim kalau tidak ada kemacetan berarti di Banda Aceh.
Hal ini berbeda dengan Jakarta, Bandung, dan Surabaya yang tergolong kota termacet di Indonesia. Orang bisa menghabiskan waktu lama di jalan.
8. Fasilitas Umum dan Sosial yang Baik
Tidak usah khawatir, kota ini memiliki fasilitas sosial dan fasilitas umum yang baik mulai dari sekolah, perguruan tinggi, pasar, pusat perbelanjaan, hotel, dan lainnya.
Semua fasilitas umum dan sosial tersebut tentunya bisa mendukung aktivitas dan kehidupan masyarakat sehari-hari.
9. Infrastruktur yang Baik
Meski belum ada jalan tol, tetapi kota dan kawasan penyangganya memiliki jalan nasional yang bagus. Kota ini juga telah memiliki Bus Rapid Transit (BRT).
Tidak ketinggalan, Banda Aceh memiliki pelabuhan dan bandara, yaitu Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda.
10. Destinasi Wisata yang Banyak
Ada sejumlah pilihan tujuan wisata terutama wisata religi dan sejarah, tetapi ada juga rekomendasi lainnya.
Destinasi itu adalah Masjid Raya Baiturrahman, Komplek Taman Ghairah, Museum Sejarah Aceh, Museum Tsunami Aceh, dan Makam Sultan Iskandar Muda.
11. Ragam Kuliner Khas
Aceh tidak hanya memiliki mie aceh atau teh tarik saja, tetapi kuliner lainnya. Mie Aceh memang menjadi makanan yang paling dikenal.
Pilihan kuliner Aceh lainnya adalah kuah masam keu-neung, kuah sie itek, rujak aceh, ungkot kemamah, martabak aceh, dan kopi aceh.
12. UMK yang Relatif Tidak Besar dan Cocok untuk Pelaku UMKM
Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) Banda Aceh pada 2024 kurang lebih Rp3,4 juta. Tentunya belum setinggi UMK Cikarang, Jawa Barat.
Hal ini tentu memberikan peluang bagi kamu yang memiliki usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang kuliner, kerajinan, pariwisata, dan lainnya.
13. Biaya Hidup yang Relatif Masih Terjangkau
Hmm, berapa biaya hidup di Aceh? Menurut BPS, biaya hidup per bulan kurang lebih Rp830.333. Bandingkan dengan Jakarta yang mencapai Rp1,6 juta per bulan.
Biaya hidup yang masih terjangkau ini tentunya bisa menjadi pertimbangan saat kamu memilih untuk menetap di sebuah kawasan.
Hmm, banyak juga kelebihan tinggal di Aceh atau Kota Banda Aceh. Kamu tertarik untuk menetap dan memulai bisnis di kota ini?
Sejumlah kota di Pulau Sumatra, salah satu pulau terbesar di Indonesia ternyata memiliki potensi untuk tinggal dan bekerja.
Mungkin kamu tertarik untuk tinggal di Palembang, ibu kota Sumatra Selatan yang juga salah satu kota bisnis dan perdagangan.
Atau pilihan lainnya adalah Kota Medan, ibu kota Provinsi Sumatra Utara sekaligus tetangga Aceh. Kedua provinsi ini memang berbatasan langsung.
Situs Investasiproperti.id selalu menyediakan konten yang menarik mengenai panduan dan rekomendasi tinggal bagi end user dan investor.